Kamis, 24 Maret 2011

Complaint Letters

TIKINDO
Logistic and Distributions
Road Parakan Currently,
Bandung

On May 11, 2009 I sent a package containing five through Tiki Flower Vase from Bandung to Jakarta. At delivery, the package is already taped cardboard Fragile sticker on the top side and front by TIKI Antapani, Bandung. The next day (March 12, 2009) at the time the packet is received in Jakarta has been destroyed and the box has been squashed out of shape.
Then I submitted a letter of complaint to the Tiki through Mr. Angkoro, and he explained to contact me. After a long wait I finally I called back on April 28, 2009, and said that the Tiki is still in progress, please wait. Then I called again on May 19, 2008 with the same answer.
On May 24, 2008 I called back to the Tiki, and given the same reason again. Not long after the party Tiki (Swesty mother) called and said to send the amount of the loss and will be reported tomorrow. However, until now I did not hear back from Tiki. Please responsibility Tiki. I am tired of complaints of damaged goods from shipping Tiki bad.

Ismahmudi
Canal Street Jakarta 4 No. 2
Antapani
Bandung

Minggu, 27 Februari 2011

Kalimat Interrogative ( Positive and Negative )

KALIMAT SIMPLE PRESENT TENSE :
1.             ( + ) Bagus plays soccer every Saturday.
                   ( - ) Does Bagus play soccer every Saturday.
                   ( ? ) He does not play soccer every Saturday?
2.             ( + ) Rieska prays every days.
            (  - ) Rieska does not prays every days.
            ( ? ) Does Rieska prays every days?
3.             ( + ) Every morning Dita drinks a glass of milk.
    (  - ) Dita doesn’t drink a glass of milk every morning.
    ( ? ) Does Dita drink a cup of milk every morning?
4.             ( + ) Justin studies physics every day.
    ( - ) Justin doesn’t study physics every day.
    ( ? ) Does Justin study physics every day?
5.             ( + ) The sun rises in the east and sets in the west.
    ( - ) The sun does not rise in the west and does not set in the east.
    ( ? ) Does sun rise in the west and set in the east?

KALIMAT PRESENT CONTINOUS TENSE:
1.             (+) I am eating now
                    ( -) I am NOT eating now
                    (?) Are you eating now?
2.             ( + ) You are writing my article at present
                    ( - ) You are NOT writing my article at present
                    ( ? ) Are You writing my article at present?
3.             ( + ) Deni is teaching physics.
    ( - )  Deni is not teaching physics.
    ( ? ) Is Deni teaching physics?
4.             ( + ) Bono is playing flute.
    ( - )  Bono is not playing flute.
    ( ? )  Is he playing flute?
5.             ( + ) They are singing love song
    ( - )  They are not singing love song
    ( ? ) Are they singing love song?

      KALIMAT SIMPLE PAST TENSE :
1.       ( + ) I went to Raja Ampat last month.
                 ( - ) I didn’t go to Raja Ampat last month.
                 ( ? ) Did you go to Raja Ampat last month?
2.      ( + ) He studied Physics last week.
                ( - )  He didn’t study Physics last week.
                ( ? ) Did He study Physics last week?
3.       ( + ) They bought a new car one months ago.
                ( - ) They didn’t buy a new car one months ago
                 ( ? ) When Did they buy a new car?
4.      ( + ) You kissed me yesterday.
                ( - ) You didn’t kiss me yesterday.
                ( ? ) Why did you kiss me yesterday?
5.      ( + ) I played pingpong yesterday.
( - ) I didn’t play pingpong yesterday.
( ? ) Did I play pingpong yesterday?

KALIMAT PAST CONTINUES TENSE :
1.       ( + ) My father was watching TV at ten o’clock last night
                ( - ) My father was not watching TV at ten o’clock last night
                ( ? ) Was your father watching TV at ten o’clock last night?
2.      ( + ) I was discussing Physics with my classmates at 10 a.m. last Monday
                ( - ) I was not discussing Physics with my classmates at 10 a.m. last Monday
                ( ? )Were you discussing Physics with your classmates at 10 a.m. last Monday?
3.       ( + ) I was being busy at 8 o’clock yesterday morning
( - ) I was not being busy at 8 o’clock yesterday morning
                ( ? ) Were you being busy at 8 o’clock yesterday morning?
4.      ( + ) They were joking last Friday
( - ) They were not joking last Friday
( ? ) Were they joking last Friday?
5.      ( + ) My son was watching tv at 7 o’clock last night.
( - ) My son wasn’t watching tv at 7 o’clock last night.
( ? ) Was my son watching tv at 7 o’clock last night?

Senin, 27 Desember 2010

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

TANGGUNG jawab sosial perusahaan atau CSR (corporate social responsibility) kini jadi frasa yang semakin populer dan marak diterapkan perusahaan di berbagai belahan dunia. Menguatnya terpaan prinsip good corporate governance seperti fairness, transparency, accountability, dan responsibility telah mendorong CSR semakin menyentuh “jantung hati” dunia bisnis.
Di tanah air, debut CSR semakin menguat terutama setelah dinyatakan dengan tegas dalam UU PT No. 40 Tahun 2007 yang belum lama ini disahkan DPR. Disebutkan bahwa PT yang menjalankan usaha di bidang dan/atau bersangkutan dengan sumber daya alam wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan (Pasal 74 ayat 1).
Namun, UU PT tidak menyebutkan secara terperinci berapa besaran biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk CSR serta sanksi bagi yang melanggar. Pada ayat 2, 3, dan 4 hanya disebutkan bahwa CSR “dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memerhatikan kepatutan dan kewajaran.” PT yang tidak melakukan CSR dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan. Ketentuan lebih lanjut mengenai CSR ini baru akan diatur oleh peraturan pemerintah yang hingga kini belum dikeluarkan.
Akibatnya, standar operasional mengenai bagaimana menjalankan dan mengevaluasi kegiatan CSR masih diselimuti kabut misteri. Selain sulit diaudit, CSR juga menjadi program sosial yang “berwayuh” wajah dan mengandung banyak bias.
Banyak perusahaan yang hanya membagikan sembako atau melakukan sunatan massal setahun sekali telah merasa melakukan CSR. Tidak sedikit perusahaan yang menjalankan CSR berdasarkan copy-paste design atau sekadar “menghabiskan” anggaran. Karena aspirasi dan kebutuhan masyarakat kurang diperhatikan, beberapa program CSR di satu wilayah menjadi seragam dan seringkali tumpang tindih.
Walhasil, alih-alih memberdayakan masyarakat, CSR malah berubah menjadi Candu (menimbulkan kebergantungan pada masyarakat), Sandera (menjadi alat masyarakat memeras perusahaan), dan Racun (merusak perusahaan dan masyarakat).
Sejarah singkat
Pengertian CSR sangat beragam. Intinya, CSR adalah operasi bisnis yang berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial, tetapi untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara holistik, melembaga, dan berkelanjutan. Beberapa nama lain yang memiliki kemiripan dan bahkan sering diidentikkan dengan CSR adalah corporate giving, corporate philanthropy, corporate community relations, dan community development.
Ditinjau dari motivasinya, keempat nama itu bisa dimaknai sebagai dimensi atau pendekatan CSR. Jika corporate giving bermotif amal atau charity, corporate philanthropy bermotif kemanusiaan dan corporate community relations bernapaskan tebar pesona, community development lebih bernuansa pemberdayaan.
Dalam konteks global, istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970-an dan semakin populer terutama setelah kehadiran buku Cannibals with Forks: The Triple Bottom Line in 21st Century Business (1998) karya John Elkington.
Mengembangkan tiga komponen penting sustainable development, yakni economic growth, environmental protection, dan social equity yang digagas the World Commission on Environment and Development (WCED) dalam Brundtland Report (1987), Elkington mengemas CSR ke dalam tiga fokus: 3P (profit, planet, dan people). Perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi belaka (profit), tetapi memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat (people).
Di Indonesia, istilah CSR semakin populer digunakan sejak tahun 1990-an. Beberapa perusahaan sebenarnya telah lama melakukan CSA (corporate social activity) atau aktivitas sosial perusahaan. Walaupun tidak menamainya sebagai CSR, secara faktual aksinya mendekati konsep CSR yang merepresentasikan bentuk “peran serta” dan “kepedulian” perusahaan terhadap aspek sosial dan lingkungan.
Melalui konsep investasi sosial perusahaan seat belt, sejak tahun 2003 Departemen Sosial tercatat sebagai lembaga pemerintah yang aktif dalam mengembangkan konsep CSR dan melakukan advokasi kepada berbagai perusahaan nasional. Kepedulian sosial perusahaan terutama didasari alasan bahwasannya kegiatan perusahaan membawa dampak (baik maupun buruk) bagi kondisi lingkungan dan sosial-ekonomi masyarakat, khususnya di sekitar perusahaan beroperasi.
Selain itu, pemilik perusahaan sejatinya bukan hanya shareholders atau para pemegang saham, melainkan pula stakeholders, yakni pihak-pihak yang berkepentingan terhadap eksistensi perusahaan. Stakeholders dapat mencakup karyawan dan keluarganya, pelanggan, pemasok, masyarakat sekitar perusahaan, lembaga-lembaga swadaya masyarakat, media massa, dan pemerintah selaku regulator. Jenis dan prioritas stakeholders relatif berbeda antara satu perusahaan dan lainnya, bergantung pada core bisnis perusahaan yang bersangkutan (Supomo, 2004).
Tanggung jawab sosial perusahaan sangat erat kaitannya dengan pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Apakah memang perusahaan punya tanggung jawab moral dan sosial ?
• Kalau ada, manakah lingkup tanggung jawab itu ?
• Apakah, terkait dengan tanggung jawab sosial perusahaan itu, perusahaan perlu terlibat dalam kegiatan sosial yang berguna bagi masyarakat atau tidak ?
• Bagaimana tanggung jawab sosial perusahaan itu dapat dioperasionalkan dalam suatu perusahaan ?
1. Syarat bagi Tanggung Jawab Moral
• Tindakan itu dijalankan oleh pribadi yang rasional
• Bebas dari tekanan, ancaman, paksaan atau apapun namanya
• Orang yang melakukan tindakan tertentu memang mau melakukan tindakan itu
2. Status Perusahaan
Terdapat dua pandangan (Richard T. De George, Business Ethics, hlm.153), yaitu:
• Legal-creator, perusahaan sepenuhnya ciptaan hukum, karena itu ada hanya berdasarkan hukum
• Legal-recognition, suatu usaha bebas dan produktif
3. Lingkup Tanggung jawab Sosial
• Keterlibatan perusahaan dalam kegiatan sosial yang berguna bagi kepentingan masyarakat luas
• Keuntungan ekonomis
4. Argumen yang Menentang Perlunya Keterlibatan Sosial Perusahaan
• Tujuan utama Bisnis adalah Mengejar Keuntungan Sebesar-besarnya
• Tujuan yang terbagi-bagi dan Harapan yang membingungkan
• Biaya Keterlibatan Sosial
• Kurangnya Tenaga Terampil di Bidang Kegiatan Sosial
5. Argumen yang Mendukung Perlunya Keterlibatan Sosial Perusahaan
• Kebutuhan dan Harapan Masyarakat yang Semakin Berubah
• Terbatasnya Sumber Daya Alam
• Lingkungan Sosial yang Lebih Baik
• Perimbangan Tanggung Jawab dan Kekuasaan
• Bisnis Mempunyai Sumber Daya yang Berguna
• Keuntungan Jangka Panjang
6. Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
• Prinsip utama dalam suatu organisasi profesional, termasuk perusahaan, adalah bahwa struktur mengikuti strategi
• Artinya, struktur suatu organisasi didasarkan ditentukan oleh strategi dari organisasi atau perusahaan itu
• Strategi yang diwujudkan melalui struktur organisasi demi mencapai tujuan dan misi perusahaan perlu dievaluasi secara periodik, salah satu bentuk evaluasi yang mencakup nilai-nilai dan tanggung jawab sosial perusahaan adalah Audit Sosial.